Rabu, 22 Februari 2023

Partikel Penyusun Benda dan Makhluk Hidup

 Atom dan Partikel Penyusunnya

 Identifikasi suatu materi mengandung unsur-unsur yang berbeda dapat dilakukan dengan uji bakar atau uji nyala bahan. Bahan yang dibakar akan menghasilkan bau yang berbeda. Bahan yang dipanaskan dapat menghasilkan nyala yang berbeda-beda.

 Teori  atom telah berkembang sejak ratusan tahun mulai dari konsep atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dan mekanika gelombang. Adanya perubahan teori karena ditemukan data yang baru berdasarkan hasil penelitian. Teori yang lebih baru dan dapat diterima adalah teori yang paling tepat menjelaskan fakta yang ada. Pada saat ini digunakan teori atom mekanika gelombang. Namun karena sulit dipahami untuk peserta didik SMP, cukup dipahamkan berdasar teori atom Bohr.

 Atom tersusun atas partikel-partikel penyusun atom tau partikel subatom yaitu neutron(n),proton(p), dan electron(e). Neutron dan proton membentuk inti atom. Elektron menempati kulit-kulit atom yang ada di sekitar inti. Elektron-elektron tersebut mengelilingi inti dengan kecepatan tinggi membentuk awan electron. Elektron dan proton merupakan partikel subatom yang mempunyai muatan berlawanan, sedangkan neutron tidak bermuatan. Elektron memiliki muatan negative sedangkan proton memiliki muatan positif.     


Pada atom netral, jumlah proton sama dengan jumlah elektron. Tiap-tiap partikel penyusun     subatom tersebut mempunyai massa. Elektron mempunyai massa sangat kecil dibandingkan dengan massa proton dan neutron. Oleh karen aitu massa atom akan terpusat pada inti atom saja atau ditentukan oleh jumlah proton dan jumlah neutronnya.  

           

 

Nomor Atom dan Nomor Massa

Pada penulisan lambing unsur, nomor atom ditulis subscrip(turun) di kiri lambing unsur, sedangkan nomor massa ditulis superscrip(naik) di kiri atas lambing unsur, sebagaimana berikut




      Nomor massa suatu atom ditentukan oleh jumlah dari neutron, proton, dan elektron. Namun karena massa elektron sangat kecil, maka dapat diabaikan. Atom yang satu berbeda dengan atom yang lain karena mempunyai elektron, proton, dan neutron yang berbeda jumlahnya. Hubungan nomor atom, nomor massa, dan jumlah neutron dalam suatu atom yang netral (tidak bermuatan) dapat dituliskan dengan persamaan berikut:



Prinsip Pembentukan Molekul dan Ion

Konfigurasi Elektron

Ø  Menurut teori mekanika gelombang yaitu teori atom yang digunakan pada saat ini, tingkat-tingkat energi dalam suatu atom berturut-turut adalah tingkat energi K atau n=1, L untuk n=2, M untuk n=3 dan seterusnya.


Ø  Elektron dalam atom menggelilingi inti pada kulit-kulit atom. Masing-masing kulit atom dapat ditempati oleh elektron dalam jumlah tertentu. Misalnya kulit K=2, L=8, M=18

    Berikut nama kulit atom dan jumlah elektron maksimal yang dapat ditempati.

Unsur-unsur gas mulia adalah unsur-unsur stabil di alam. Dari susunan elektronnya, gas mulia mempunyai 8 elektron pada kulit terluarnya oleh sebab itu, untuk memperoleh kestabilannya, atom-atom dapat melepaskan atau menerima elektron agar jumlah elektron pada kulit terluarnya berjumlah 8. 

Selasa, 14 Februari 2023

Konsep Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


Koneksi Antar Materi Modul 3.1

Oleh : Erwin Widiasworo (CGP Angkatan 6 Kab. Purworejo)

Gambar  : Siswa Kelas 9B SMPN 37 Purworejo sedang melaksanakan  pembelajaran IPA

Sumber  : Dokumen Pribadi

Filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan Patrap Triloka merupakan semboyan yang terus digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan pendidikan. Patrap Triloka yang dimaksud terdiri dari : Ing Ngarsa Sung Tuladha (di depan memberi contoh/teladan), Ing Madya Mangun Karsa (di tengah memberikan motivasi), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dukungan). Ketiga semboyan tersebut tidak lekang oleh zaman karena hingga saat ini semboyan tersebut terus dijadikan sebagai pedoman dan acuan dalam menjalankan pendidikan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menempatkan diri dan mengambil keputusan dalam setiap tindakan yang dilakukan dengan selalu mengutamakan keberpihakan pada murid. Patrap Triloka menjadi dasar dari seluruh tindakan yang dilakukan guru dalam upaya membentuk generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia. Setiap pengambilan keputusan hendaknya selalu berpegang pada nilai-nilai kebajikan universal dimana setiap individu memiliki aset dan potensi untuk dikembangkan secara menyeluruh.

Dalam setiap pengambilan keputusan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai kebajikan yang kita miliki sebagai seorang pendidik dan pemimpin pembelajaran sehingga berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil. Nilai-nilai yang tertanam pada diri seorang guru akan berpengaruh pada bagaimana keputusan itu diambil dan akan berdampak pada keberlangsungan siswa di masa depannya.

Program Pendidikan Guru Penggerak memberikan banyak pengetahuan, wawasan, hingga pengalaman yang sangat berharga. Fasilitator selalu mendampingi dan membimbing dengan maksimal termasuk didalamnya menerapkan teknik “coaching” dalam membimbing Calon Guru Penggerak untuk mencapai kompetensinya.  Terkait pengambilan keputusan, fasilitator memberikan bimbingan dan juga memberikan kesempatan untuk banyak berlatih sehingga Calon guru Penggerak mampu mengambil keputusan secara efktif dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.

Terkait masalah dilema etika, guru harus mampu mengelola emosi dan menyadari aspek sosial emosionalnya. Hal tersebut akan sangat berpengaruh pada keputusan yang diambil terutama terkait dengan dilemma etika. Pengelolaan sosial emosional guru akan menentukan bagaimana proses pengambilan keputusan sehingga permasalahan dilemma etika dapat terselesaikan dengan tetap berpegang pada nilai-nilai kebajikan universal.

Pembahasan studi kasus yang terkait dengan masalah moral dan etika akan sangat tergantung pada bagaimana kepemilikan nilai-nilai kebajikan dari guru yang bersangkutan. Jika guru menganut nilai-nilai kebajikan yang positif dan memiliki keberpihakan pada siswa tentu setiap keputusan yang diambil akan selalu mempertimbangkan dampak yang akan dialami oleh siswa di masa depannya. Agar mampu menyelesaikan permasalahan terkait moral dan etika, tentunya guru harus memiliki nilai-nilai kebajikan yang terkait dengan moral dan etika yang baik hingga dapat dijadikan teladan.

Pengambilan keputusan secara tepat perlu terus dipelajari dan dilatih agar mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Setiap keputusan yang diambil oleh guru akan sangat berpengaruh pada lingkungannya. Jika guru mampu menjalankan pengambilan keputusan yang membawa kebaikan bagi semua pihak akan membawa dampak positif bagi keberangsungan proses pendidikan. Lingkungan akan kondusif, aman dan nyaman untuk kegiatan pendidikan secara menyeluruh.

Penanganan kasus dilemma etika yang terjadi di lingkungan sekolah tempat saya menjalankan tugas selama ini masih belum maksimal menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian. Hal ini menjadi tantangan bagi guru penggerak maupun kepala sekolah untuk menciptakan paradigma baru dalam pengambilan keputusan. Harapannya, dengan menerapkan konsep pengambilan keputusan secara baik dan benar akan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus mampu melakukan proses pengambilan keputusan yang berpihak pada murid. Kita semua harus menyadari bahwa setiap murid adalah istimewa. Mereka memiliki karakter masing-masing sehingga tidak dapat disamakan antara satu dengan yang lain. Karakter yang berbeda tersebut menuntut kita sebagai guru harus mampu memberikan perlakuan yang berbeda. Setiap pengalaman belajar yang sesuai dengan minat murid akan mampu membawa kebahagiaan tersendiri bagi mereka sehingga akan dapat belajar dengan penuh antusias. Disinilah pentingnya penerapan pembelajaran berdiferensiasi di sekolah karena mampu mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik.

Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus menyadari sepenuhnya bahwa setiap tindakan yang diambil akan sangat berpengaruh pada masa depan murid-muridnya. Pengambilan keputusan yang terkesan terburu-buru tanpa melalui proses pertimbangan yang matang akan membahayakan masa depan murid. Untuk itu guru harus memahami 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian dalam setiap pengambilan keputusan yang dilakukan.

Dari pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa guru sebagai pemimpin pembelajaran harus menguasai konsep pengambilan keputusan sehingga mampu menerapkannya dalam proses pendidikan yang dilakukan di sekolah. Hal ini penting karena menyangkut masa depan murid sehingga sebagai guru wajib memberikan pendidikan yang menuntun dan menyeluruh sesuai dengan filosofi pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. Oleh karena itu, setiap keputusan yang diambil harus memiliki keberpihakan pada murid sebagai wujud dari proses pendidikan yang berpihak pada murid.

Materi pengambilan keputusan ini merupakan materi yang sangat menarik karena memberikan pengetahuan baru sekaligus menantang. Konsep dilemma etika, bujukan moral dengan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian dapat dipahami dan dipelajari dengan diikuti banyak latihan. Dengan banyak berlatih maka harapannya akan semakin mudah dalam menerapkan konsep pengambilan keputusan.

Sebelum mempelajari modul tentang pengambilan keputusan, saya sebagai guru pernah dihadapkan pada permasalahan dalam situasi moral dilemma. Namun demikian dalam proses pengambilan keputusan belum menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengujian sehingga masih menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang bersifat konvensional hanya dengan tujuan bahwa keputusan yang diambil tidak merugikan pihak lain.

Dengan mempelajari topik tentang konsep pengambilan keputusan, saya menjadi paham bagaimana idealnya proses pengambilan keputusan itu harus dilakukan. Perlu pemahaman yang lebih untuk dapat mengambil keputusan secara tepat. Selain itu perlu latihan sesering mungkin agar terbiasa mengambil keputusan dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian. Jika sebelum mempelajari modul ini, saya tidak mengenal konsep pengambilan keputusan, maka setelah mempelajari modul ini, saya akan mencoba dan terus berlatih agar mampu melakukan pengambilan keputusan dengan tepat menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.

    Baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin pembelajaran, mempelajari topik tentang konsep pengambilan keputusan merupakan hal yang penting. Sebagai seorang individu, mengambil keputusan yang benar dan tepat akan berpengaruh pada kehidupannya dan juga masa depannya. Sebagai pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan tidak hanya berpengaruh pada dirinya sendiri namun juga sangat berpengaruh pada masa depan murid.